Akhir-akhir Ini ini, terdapat sedikit panorama berbeda yang menghiasi bermacam-macam jalur di wilayah Malang Raya. Hal itu ialah cukup banyaknya penjual bensin eceran yang memakai mesin atau dispenser yang hampir identik dengan yang digunakan oleh Pertamina yang umumnya terdapat di beragam Stasiun Pengisian Bahan Bakar Awam (SPBU).

Banyak yang memelesetkan bahwa penjual eceran seperti ini sebagai pertamini atau Pertamina mini dan malahan beberapa penjual memajang nama itu. Melainkan banyak juga yang tidak menggunakan nama pertamini dan memilih nama yang lebih aman sebagai Pom mini, tentu saja secara penampilan mungkin mereka tak sama seperti penjual bensin eceran yang sebelumnya awam dikenal.

Jika dulu, penjual bensin eceran selalu identik dengan botol-botol yang berjejer karenanya ketika ini di beberapa daerah pemandangan tersebut sudah digantikan dengan dispenser bensin layaknya di SPBU. Simak info perihal Alamat Penjual Pom Mini Di Garut. Hanya saja tentu ada banyak hal yang membedakannya dengan SPBU pada umumnya, yang pertama adalah penjualnya yang tentu saja tak mengaplikasikan seragam, kedua, cuma ada satu dispenser saja dengan ragam Bahan Bakar Minyak (BBM) tertentu, serta tak adanya alat pemadam serta gundukan pasir yang awam ada sebagai alat pengaman di SPBU.

Kalau hanya sekali lihat dari dispenser yang diterapkan, hampir tak ada perbedaan yang terlalu besar dengan yang umum diaplikasikan di SPBU. Hanya saja ukuran yang dipakainya terang lebih kecil dibanding dengan yang biasa ditemukan. Perbedaan lain yang paling terasa dikala membeli ialah dari harga per liternya yang tidak standard dan sama dengan harga bensin eceran pada biasanya.

Salah satu penjual dengan metode dispenser baru ini yang dijumpai tim Merdeka.com adalah Wiryo di wilayah Tirtomoyo, kabupaten Malang. Wiryo mengatakan bahwa dia telah berjualan selama dua bulan dengan menggunakan sistem mesin yang baru ini.

"Sebelumnya saya telah jualan bensin eceran namun pakai botol gitu. Baru dua bulan ini ganti jadi gunakan mesin gini," ungkap Wiryo.

Wiryo mengaku mendapat tawaran dari seorang sales yang berkeliling untuk mencoba mengganti cara berjualan bensin ecerannya dari yang semula menggunakan botol berubah mengaplikasikan mesin. Wiryo mengaku bahwa alat yang digunakannya hal yang demikian yakni buatan Bandung dan kini sanggup meningkatkan penjualan bensin ecerannya.

"Sebelumnya waktu masih gunakan botol yang tidak selaku kini. Sesudah ganti gunakan mesin gini lebih banyak yang orang yang beli dan jadinya lebih ramai," ujarnya.

Dispenser BBM yang digunakan oleh Wiryo sendiri yaitu ragam dengan dua selang dan dua drum. Wiryo mengatakan bahwa harga alat yang diaplikasikannya ini yaitu sebesar Rp. 30 juta. Mesin ini memakai sistem penyimpanan di drum yang disimpan di bawah tanah serta cakap menjual dua variasi BBM yaitu Pertalite dan Pertamax. Masing-masing drum ini mempunyai kapasitas penyimpanan yang cukup besar adalah hingga 420 liter.

Sempurna untuk menciptakan daerah berjualan bensin ecerannya yang dipasangi label sebagai Pom mini, Wiryo patut merogoh kocek sampai Rp. 50 juta. Melainkan pengeluaran sebesar itu rupanya dianggapnya setara dengan hasil yang didapatkan.

"Ya sekarang lumayan lah, karena orang lihatnya saya pakai alat gini jadinya mereka lebih percaya sebab itunggannya nggak dapat menipu," ujarnya.

Profit yang kian besar seperti yang didapatkan oleh Wiryo juga diamini oleh penjual eceran lain Sulaikha. Sama seperti Wiryo, Sulaikha juga menjalankan perubahan pada cara berjualan bensinnya dari yang sebelumnya mengaplikasikan botol menjadi menerapkan dispenser.

"Ya kini jualan juga lebih untung, apa lagi telah nggak perlu repot-repot lagi ngukuri masukkan bensin ke botol," ungkap Sulaikha.

Mesin yang diaplikasikan oleh Sulaikha cukup berbeda dengan mesin milik Wiryo. Dispenser milik Sulaikha ini tetap menggunakan metode yang sama cuma saja drum penyimpanan serta ragam BBM yang dipasarkan cuma satu macam saja yakni Pertalite. Harga mesin ini malah juga lebih murah ialah sekitar Rp. 13 juta.

Walaupun mengeluarkan modal yang cukup besar untuk membeli dispenser ini, Sulaikha mengaku bahwa pendapatan cukup besar dan ia yakin tak akan rugi. Diakuinya bahwa metode yang dipakainya kini lebih mudah dan lebih santai dibanding dengan sistem botol.